Nabire – Pemerintah menegaskan komitmennya membangun Papua melalui berbagai program terpadu yang menyentuh langsung kebutuhan masyarakat, mulai dari peningkatan gizi, pemberdayaan ekonomi desa, hingga penguatan koperasi berbasis kearifan lokal. Hal ini mengemuka dalam acara “Papua Bersatu, Indonesia Maju; Menuju Generasi Sehat, Ekonomi Mandiri dan Kampung Terpadu” yang digelar di Kantor Gubernur Papua Tengah, Nabire, serta secara daring di lima provinsi Papua lainnya.
Gubernur Papua Tengah, Meki Fritz Nawipa, menyampaikan bahwa daerahnya terus mempercepat pelaksanaan program prioritas Presiden, khususnya Makan Bergizi Gratis (MBG) yang memiliki dampak ganda terhadap perekonomian dan kesehatan masyarakat. “MBG mampu meningkatkan pendapatan petani, memberdayakan ibu-ibu sebagai juru masak, menyerap tenaga pengemudi, serta memperbaiki gizi anak, ibu hamil, dan ibu menyusui,” ujarnya. Ia menambahkan, Papua Tengah juga menjalankan Program Makanan Tambahan, Bantuan Langsung Tunai bagi balita, hingga cek kesehatan gratis yang telah menjangkau ribuan warga.
Menteri Koperasi, Budi Arie Setiadi, menekankan peran strategis Koperasi Desa Merah Putih (KDMP) dalam mendorong kemandirian desa di Papua. “Koperasi bukan sekadar wadah usaha, tetapi tempat membangun kepercayaan dan kerja sama. Dengan dukungan tokoh adat, tokoh agama, dan seluruh masyarakat, KDMP akan menjadi kekuatan nyata,” katanya. Ia optimistis Nabire dapat menjadi contoh keberhasilan koperasi tangguh yang mengelola potensi lokal secara maksimal.
Menteri Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi, Yandri Susanto, menggarisbawahi pentingnya membangun Papua dari kampung sebagai wujud pemerataan ekonomi dan pemberantasan kemiskinan. “Papua adalah kebanggaan kita semua. Membangun kampung di Papua berarti membangun Indonesia,” tegasnya. Ia mengungkapkan, dana desa untuk Papua mencapai hampir Rp6,5 triliun per tahun, dengan Papua Tengah mendapatkan porsi Rp1,089 triliun pada 2025. Program Transformasi Ekonomi Kampung Terpadu (TEKAD) pun menjadi salah satu instrumen untuk memperkuat perekonomian desa.
Kepala Badan Gizi Nasional (BGN), Dr. Dadan Hindayana, memaparkan perkembangan pembentukan Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) di Papua yang telah mencapai 25 persen dari target nasional. “Kami ingin setiap kampung di Papua memiliki SPPG yang dikelola warga lokal dengan memanfaatkan bahan baku setempat, sehingga manfaat ekonominya langsung dirasakan masyarakat,” jelasnya. Ia menekankan bahwa pengelolaan berbasis potensi lokal akan membuat program lebih berkelanjutan sekaligus menghidupkan ekonomi desa.
Melalui sinergi pemerintah pusat, daerah, tokoh adat, dan masyarakat, berbagai program ini diharapkan mampu mempercepat terwujudnya Papua yang sehat, mandiri, dan sejahtera. Pemerintah memastikan bahwa tanah Papua akan terus menjadi prioritas pembangunan nasional. ()