Ulama Serukan Dukungan Penetapan Soeharto sebagai Pahlawan Nasional

oleh -1 Dilihat
banner 468x60

Jakarta — Wacana penetapan Presiden kedua RI, Soeharto, sebagai Pahlawan Nasional kembali mencuat setelah Kementerian Sosial Republik Indonesia mengusulkan nama tersebut kepada Dewan Gelar. Sejumlah tokoh keagamaan dan organisasi Islam besar di Indonesia menyampaikan dukungannya, seraya menegaskan pentingnya keteladanan sejarah dan penghargaan terhadap jasa pemimpin bangsa.

Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Fahrur Rozi atau Gus Fahrur, menilai usulan tersebut sejalan dengan prinsip menghargai kontribusi besar para tokoh dalam perjalanan bangsa. Ia mengatakan bahwa bangsa Indonesia perlu mengambil pelajaran dari kebaikan masa lalu, tanpa mengabaikan proses evaluasi sejarah.

banner 336x280

“Bangsa yang besar adalah bangsa yang mampu menghormati jasa para pendahulunya. Kita perlu belajar dari kebaikan masa lalu dan mengambil hikmah dari kekurangannya. Dalam tradisi keilmuan Islam, ada kaidah penting: al-muhafazhah ‘ala al-qadim ash-shalih wal akhdzu bil jadid al-ashlah, menjaga yang lama yang baik dan mengambil yang baru yang lebih baik,” ujar Gus Fahrur.

Ia menjelaskan bahwa Soeharto memiliki peran strategis dalam stabilitas nasional dan pertumbuhan ekonomi Indonesia. Menurutnya, pada masa Orde Baru, Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu kekuatan ekonomi baru di Asia.

“Pak Harto berjasa besar dalam stabilitas nasional dan pembangunan ekonomi. Di masa beliau, Indonesia dikenal dunia sebagai salah satu macan ekonomi baru Asia dengan program pembangunan yang terencana dan stabilitas ekonomi serta keamanan yang tinggi,” jelasnya.

Gus Fahrur juga menyoroti kontribusi Soeharto dalam bidang sosial-keagamaan, termasuk pembangunan sarana ibadah di berbagai daerah.

“Pak Harto membangun ratusan masjid di seluruh Indonesia, tercatat sekitar 999 masjid dibangun atas prakarsa beliau. Beliau juga mendorong kerukunan antarumat beragama dan berperan penting dalam menjaga persatuan nasional pasca pemberontakan G30S/PKI,” ungkapnya.

Dukungan serupa disampaikan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Dadang Kahmad. Ia menilai Soeharto memiliki rekam jejak panjang dalam sejarah perjuangan nasional, jauh sebelum memimpin pemerintahan.

“Kami mendukung Bapak Soeharto sebagai pahlawan nasional karena beliau sangat berjasa kepada Republik Indonesia, sejak masa revolusi kemerdekaan hingga masa pembangunan,” kata Dadang.

Ia menegaskan salah satu peran penting Soeharto dalam perjuangan fisik kemerdekaan, yaitu pada Serangan Umum 1 Maret 1949, yang menjadi momentum pengakuan kedaulatan Indonesia di mata dunia.

“Ketika kita menghargai jasa kepahlawanan seseorang, jangan dilihat dari perbedaan politik atau kepentingan apa pun, kecuali kepentingan bangsa dan negara, terlepas dari kekurangan dan kesalahan seseorang,” ujarnya.

Sementara itu, Ketua Umum Pimpinan Pusat Persatuan Islam (PP Persis), Jeje Zaenudin, menyampaikan bahwa Soeharto memiliki dedikasi panjang dalam menjaga keutuhan bangsa di masa-masa sulit pasca-revolusi.

“Sepanjang hidupnya, beliau mengabdikan diri untuk bangsa. Layak jika negara memberi penghargaan tertinggi,” ucap Jeje.

Usulan penetapan ini kini tengah menunggu hasil pembahasan Dewan Gelar, Tanda Jasa, dan Tanda Kehormatan. Pemerintah menekankan bahwa proses penetapan pahlawan nasional dilakukan dengan kajian mendalam terhadap rekam jejak, kontribusi, dan dampaknya bagi negara.

Jika disetujui, Soeharto akan menjadi tokoh sejarah nasional lainnya yang diakui atas perannya dalam perjalanan panjang Indonesia sebagai negara merdeka, bersatu, dan berdaulat.

banner 336x280

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *